The gospel of Mark secara khusus bicara ttg Yesus sbg Servant-God.
Yesus yang melayani dari 1 tempat ke tempat lain digambarkan Markus dengan
menggunakan kata “segera” dan “lalu” hingga 41 kali. Namun ada tokoh lain yaitu
Yohanes Pembaptis yang sangat menarik karena menggambarkan seorang servant-man,
seorang pelayan yang sedemikian rupa berdedikasi kpd Tuannya.
Sekilas mengenai Yohanes Pembaptis
John = the Lord is gracious = the Lord shows grace
Lahir :
7 BC dari Zechariah (priest) &
Elizabeth in their old ages, keduanya keturunan Harun, kelahirannya dinubuatkan oleh malaikat dan
diiringi peristiwa ajaib.
Peran utama :
The forerunner of Jesus à prepares the way for
the Messiah (fulfill Isaiah 40 : 3)
Isi pemberitaan : Repentance-baptism (repentance is necessary for
salvation). Mengabarkan bhw Kerajaan Allah sudah dekat à harus bertobat dari segala
dosa dan menyambut Christ, the Savior who
brings salvation.
Tempat tinggal : padang gurun Yudea (sblm memulai
pelayanannya)
Makanan :
locust, wild honey (krn tinggal di
padang gurun)
Outfit :
jubah dari camel’s hair, leather belt
around his waist
Akhir hidup : dipenggal atas perintah Herodes Antipas untuk
memenuhi permintaan Herodias via anaknya Salome.
Karakteristik Yohanes Pembaptis (the servant-man) :
1)
Luke 1:14 à
Joy & delight for his parents & great in the sight of the Lord à dipenuhi Roh Allah
sejak lahir (Nazirite vow of abstinence from alcoholic drinks ~ Samuel)
2)
Terfokus pada tugas (Mark 1:7-8) à
memberitakan ttg kedatangan Kristus, sang Mesias sejati.
3)
Rela menderita dalam menjalankan tugas à pakaian, makanan, gaya
hidup – John’s simple food, clothing, lifestyle were a visual protest against
self-indulgence. Seorang pelayan yang sederhana.
4)
A humble heart à
rela jadi di belakang spy Yesus di depan, kehilangan murid2, jd tidak populer
lagi.
5)
Setia mengabarkan kebenaran sampai mati (Mark 6
: 14-29) à
menyatakan kebenaran di depan Herodes Antipas mengenai Herodias walau akhirnya
harus dibayar dgn nyawanya.
6)
Manusia biasa dengan pergumulan yang manusiawi à sempat gamang saat ada
dlm penjara, mempertanyakan ke-Mesias-an Yesus, namun diberikan reassurance
oleh Yesus (Luke 7 : 18-35)
7) John 3 : 27-30 à
John’s joy was to hear Jesus’ success in His ministry. Yohanes Pembaptis
menyadari betul peran dirinya shg bisa menempatkan diri dengan tepat &
memberi Tuhan Yesus tempat yang selayaknya & seharusnya.
“HE must become greater, I must become less”
(John to his
disciple in John 3 : 30)
Refleksi :
1)
Apakah saya seorang pelayan Tuhan? Jika bukan,
mengapa?
2)
Jika ya, apa makna menjadi pelayan Tuhan bagi
saya?
3)
Sudahkah saya memiliki karakteristik pelayan
seperti Yohanes Pembaptis? Jika ya, yang mana saja? Jika tidak, mengapa?
4)
Adakah bahaya2 yang mengintai seorang pelayan
Tuhan? Apa sajakah itu?
5)
Bagaimana cara menanggulangi bahaya2 tersebut?