Chris Cross
 “Kesembuhan yang Ajaib” (Miraculous Healing)
Henry Frost
176 halaman
Visipress



It was one hot Sunday noon (12 o’clock in the equator sunlight!!). I went home to have lunch, opened my FB and clicked the News Feed. A list of status updates showed up and one of them stroke me like thunder in a one holed-noon (itu kan Inggrisnya untuk “petir di siang-bolong”??).

About one month before, she wrote that she had pleural effusion – accumulation of fluid in thorax cavity between lung and pleura (selaput paru-paru). Back then, I thought that she got TBC (Indonesia’s national lung disease). And finally, they found the pleural effusion cause. The malignancy - lung cancer.

She’s a doctor, the same year as me, our age only differ one year.  She’s a Sundanese and we share hometown, Bandung. We were in the same lab group during med school. After graduation I don’t really know her updates, until now, when I learned her lung cancer. Stage 4 Squamous Cell Lung Cancer.

All of a sudden, a consciousness comes to mind. How does it feel? What if…it’s me and not her?
But more than that, I suddenly feel sad. My colleague, who hasn’t met HIM personally, is dying.

P

“Mengapa Allah menyembuhkan beberapa orang dan tidak menyembuhkan yang lainnya?“

Demikian tag line dari buku putih terbitan Visipress berjudul “Kesembuhan yang Ajaib” (Miraculous Healing). Walau katanya buku itu diterbitkan thn 2009, baru beberapa bln lalu aku melihat buku itu terpampang di toko buku rohani. Waktu itu aku baru saja pulang dari mission trip di Temanggung, my second mission trip yang meninggalkan kesan cukup dalam. Karena pengalaman di Temanggung itulah (akan kuceritakan lain kali), aku sangat tertarik ketika melihat buku itu (dan satu buku lain yang juga akan kuceritakan di lain kesempatan). 

Penulisnya adalah direktur nasional pertama dari China Inland Mission (a.k.a OMF International) di Amerika Utara, Henry Frost, yg juga merupakan rekanan dari (the famous) Hudson Taylor, pendiri CIM. Sebenarnya buku ini sudah lansia, pertama kali diterbitkan dalam bahasa aslinya pada tahun 1931 (wow, Indonesia masih dibawah penjajahan Belanda tuh). Pada edisi Indonesia-nya ini, turut diterjemahkan kata pengantar dari Joni Eareckson Tada, seorang penderita tetraplegia (kelumpuhan tangan dan kaki) selama 30 tahun lebih.

I found this book very interesting karena Frost membahasnya bukan hanya dari segi biblikal, tapi juga segi praktikal. Dia membeberkan argumen2 yang masuk akal sekaligus alkitabiah sebagai penjelasan thd pokok2 perdebatan yang umum, terutama dari orang2 yang mengklaim mukjizat secara ekstrim & keliru. Tetapi dia tidak kehilangan iman bahwa Allah tetap mampu dan mau memberikan kesembuhan yang ajaib pada masa sekarang ini.

Let’s peek in! ^ ^


Frost memulai bukunya dengan menceritakan 10 contoh nyata. Kesepuluh kisah tsb paralel, antara 5 orang yang disembuhkan dengan ajaib (dgn atau tanpa alat/dokter) dengan 5 orang yang tidak disembuhkan. Ketika segala usaha untuk memperoleh kesembuhan secara alami telah dilakukan, namun tanpa hasil, Allah sendirilah (sebagai jawaban atas doa orang percaya) yang membawa kesembuhan itu. Akan tetapi, ada kali lain dimana doa telah dipanjatkan dengan penuh iman, namun kesembuhan tidak diberikan.

Hasil observasi dari ke-10 kasus tsb :
1)    Allah tidak mengkondisikan tindakan penyembuhan-Nya berdasarkan orang-orang yang menganggap bahwa penggunaan alat-alat itu adalah salah dan tidak konsisten dengan kepercayaan penuh di dalam Allah. Sebaliknya, hal ini menunjukkan bahwa Allah menjamin kesembuhan langsung bahkan ketika alat-alat dianggap sebagai sesuatu yang diizinkan.
2)    Allah tidak menuntut seruan dalam surat Yakobus harus benar-benar dipenuhi untuk memberikan kesembuhan (bisa saja sembuh tanpa diurapi minyak dan didoakan oleh penatua gereja). Sebaliknya penggunaan minyak tidak selalu menjamin bahwa kesembuhan akan diberikan.
3)    Dalam kasus2 dimana kesembuhan diberikan, sikap mereka yang berdoa bukanlah sikap mengklaim kesembuhan, melainkan mereka lebih mencari kehendak Allah dalam kasus yang dialami.
4)    Sikap umum mereka yang berdoa dan mempraktekkan iman adalah :
           a.    Percaya bahwa Allah dapat menyembuhkan.
           b.    Ia akan menyembuhkan jika kesembuhan itu diperuntukkan bagi kemuliaan-Nya dan demi kebaikan orang  
                yang sakit.
           c.    Ia secara implisit dapat dipercaya untuk melakukan apa yang benar dan terbaik.                  
           d.    Dalam doa perlu kepercayaan seperti anak kecil, sambil mengulangi doa untuk kesembuhan hingga 
                kehendak-Nya dinyatakan, dan menerima apapun jawabannya dengan pujian penuh ketundukan dan 
                kepercayaan.
5)    Dalam mengusahakan kuasa Allah untuk menyembuhkan, dalam hal menjawab doa dari iman, tidaklah bergantung pada kuantitas iman yang khusus atau kualitas iman yang khusus, melainkan lebih kepada penggenapan dari kondisi2 lainnya yang alkitabiah dan rohani.
6)    Kasus dimana kesembuhan tidak diberikan, berkat2 istimewa diberikan kepada orang2 yang diizinkan untuk mengalami sakit, dan kebanyakan dari mereka akhirnya menyaksikan bahwa mereka percaya sakit penyakit itu terbukti lebih baik daripada ketika mereka sehat.

Dalam bab2 berikutnya, Frost membahas tentang pengajaran2 Dr. AJ Gordon dan AB Simpson mengenai pokok2 kesembuhan ajaib. Kritik disampaikan diberikan karena terdapat ketidaksesuaian yang luas antara pengalaman2 akhir mereka dengan apa yang mereka ajarkan, berkaitan dengan hak istimewa orang2 Kristen yang dari waktu ke waktu dan terus menerus mengambil kehidupan fisiknya dari kehidupan Kristus yang dibangkitkan. Ia menunjukkan point2 dimana ada keberatan yang alkitabiah thd pokok pemikiran mereka. Tetapi ia tetap menghormati mereka sebagai pelayan2 Allah yang giat dan setia melayani selama puluhan tahun.

Salah satu bagian Alkitab yang terkenal yang membahas tentang penyakit dan cara menyikapinya adalah kitab Yakobus. Bagian ini juga sering menjadi bahan perdebatan (baca Yakobus 5 : 13-16).
Yakobus tidak mengatakan bahwa penggunaan media/perantara adalah salah dan bahwa dokter dan obat2an harus disingkirkan, dan mengingat bahwa bagian firman Tuhan lainnya mengesahkan penggunaan media perantara, maka kebungkamannya tentang hal tersebut merupakan bukti bahwa ia mengenali tempat dan pelayanan dari masing2 mereka. Seseorang yang hatinya tulus dan penuh ucapan syukur akan melihat keduanya, baik alat-alat maupun Tuhan, dan dia melihat Tuhan melebihi alat2nya. Bahkan Kristus pun mengerjakan kebajikan secara medis melalui lempung dan air ludah. Hal ini menjadi pengesahan resmi dan ilahi terhadap penggunaan obat2an medis untuk menyembuhkan penyakit.

Yakobus menyuruh menggunakan minyak urapan sebagai simbol dari pengurapan Roh Kudus. Di bawah Ketuhanan Roh Kudus inilah, ketika dikabulkan, kesembuhan diperoleh dan dihasilkan. Berkaitan dengan orang2 Kristen zaman sekarang, instruksi dari Yakobus dianggap sebagai instruksi yang diizinkan namun bukan diperintahkan.

Ada argumen lain untuk orang2 yang menolak obat2an dan dokter, yaitu :
makanan dalam proporsi yg sedikit maupun banyak, mengandung bahan2 yang sama dengan apa yang ditemukan dalam obat2an. Ini berlaku juga untuk beberapa jenis daging dan banyak sayur2an. Perbedaan utamanya adalah bahan2 yang bermanfaat sebagai obat telah dipadatkan. Maka orang2 yang menolak obat dan dokter, jika mereka konsekuen, mereka juga perlu menolak makanan dan masakannya apabila itu dapat membawa manfaat bagi penyembuhan penyakitnya.

P

Kemudian Frost berpindah ke topik yang masih merupakan misteri hingga saat ini. Mukjizat.
Suatu mukjizat adalah kejadian yang melampaui alamiah (supernatural), tetapi bukan tidak alamiah (unnatural). Suatu mukjizat berada di atas hukum, tetapi tidak bertentangan dengan hukum. Mukjizat mendemonstrasikan fakta bahwa Allah berkuasa atas semua dan Ia baik, serta memperjelas bahwa Ia lebih berkuasa dan baik dari manusia siapapun. Oleh karena itu, kelanjutan dari mukjizat adalah bukti bagi manusia bahwa ada satu Allah, bahwa Ia ada dari kekekalan hingga kekekalan, bahwa Ia Mahakuasa dan bahwa Ia penuh dengan kebenaran, hikmat, dan anugerah.

Apabila dicermati di dalam Alkitab, dalam PL terjadi hanya sekitar 50 mukjizat selama kurang lebih 4000 tahun, sangat sederhana dalam kualitasnya (kecuali membangkitkan orang mati dan membuat matahari tetap terbit). Kebanyakan obyek alam dibandingkan manusia. Diantara ke-50 kasus individu yang tercatat, kecuali kasus banyak orang sembuh setelah melihat ular tembaga, hanya ada 3 yang berkaitan dengan kesembuhan tubuh.

Sementara itu, mukjizat dalam PB dapat dibedakan dalam 2 kelas :
A.    Mukjizat Tuhan selama Ia ada di dunia
Mukjizat Kristus memiliki kualitas yang unik dan khusus, selain karakter umum dari mukjizat, karena dirancangkan untuk membuktikan bahwa Ia adalah Mesias.
Sebagai Mesias yang dijanjikan, Kristus dikaitkan dengan dunia natural (karena Ia adalah Pencipta dan Pemeliharanya) dan dengan manusia (karena Ia adalah Juruselamat). Maka mukjizat2 yang dibuat oleh Tuhan Yesus berkaitan dengan kedua hal tsb (contohnya mengubah air menjadi anggur dan menyembuhkan orang sakit).
Mukjizat2 Kristus didominasi oleh unsur belas kasihan, namun belas kasihan bukanlah elemen yang pertama atau yang terbesar dalam karya mukjizat Kristus. Tujuan utama-Nya adalah untuk membangun kenyataan di hadapan Allah, malaikat, dan manusia bahwa Ia adalah sungguh2 Mesias yang dijanjikan (Mat 8 : 16-17). Jika belas kasihan adalah tujuan utama Kristus dalam menampilkan mukjizat-Nya, maka kita dapat mempertanyakan belas kasihan Allah pada masa sekarang, karena ada lebih banyak kebutuhan belas kasihan sekarang daripada di masa lalu. Kita dapat tiba pada kesimpulan yang keliru bahwa belas kasihan dan kasih sayang Allah telah berkurang dibandingkan masa yang lampau.

B.    Mukjizat Tuhan melalui para rasul
Tujuannya adalah sebagai kelanjutan manifestasi dari kuasa dan kebaikan ilahi-Nya. Selain itu sebagai tanda ilahi bagi manusia bahwa Allah telah memilih para rasul sebagai wakil dan pengirim pesan Allah yang khusus. Kemudian, jika ada pemikiran bahwa orang kudus mendapatkan jaminan kesehatan, maka tidak ada bukti Alkitabiah mengenai para rasul hidup dalam kepenuhan akan kesehatan dan kekuatan. Justru menurut catatan  tradisi saat itu (dirangkum dalam The Bible Handbook oleh Dr. Joseph Angus) mereka meninggal dengan cara2 yang tragis sebagai martir bagi Tuhan.

Jadi apakah mukjizat Tuhan yang pernah terjadi di masa lampau, masih dapat terjadi pada masa sekarang? Henry Frost mengajak pembaca untuk percaya dengan sepenuh hati bahwa Kristus masih merupakan pembuat mukjizat dengan kuasa sama besarnya seperti di masa lampau. Selama kita memberi Dia hak mutlak untuk memilih, dan kita tunduk serta bersyukur kepada-Nya ketika Ia berkata “Tidak”, sama seperti ketika Ia berkata “Ya”, maka kita akan dapat secara bebas mengajukan permohonan2 jasmaniah kita kepada-Nya dengan penuh pengharapan.

Jangan pernah meragukan kasih setia Allah. Kasih-Nya tidak akan pernah berubah. Tetapi serahkanlah juga diri kita kepada kedaulatan Allah. Bagi Frost, ada dua kata yang memberi jaminan bahwa Allah dari waktu ke waktu akan memberikan kesembuhan kepada anak-anak-Nya – “Bapa kami” (Mat 7 : 11). Jika dokter duniawi yang adalah ayah memperlihatkan perhatian yang besar kepada anaknya, apalagi Bapa sorgawi.

Bab kedua terakhir dari buku “Kesembuhan yang Ajaib” berisi kesimpulan2 umum yang ditarik oleh Frost dari studinya, antara lain :
1)    Dalam persekutuan yang intim antara manusia dan Tuhan, Tuhan dipahami sebagai Pribadi yang memiliki kehidupan orang percaya dan dapat melakukan apa saja yang Ia kehendaki atas orang percaya (kedaulatan Allah yang penuh kasih).
2)    Ketika seorang percaya sehat, ia wajib untuk menggunakan segala kekuatan fisik, mental, spiritualnya bagi pujian dan kemuliaan bagi Tuhan dan Juruselamat-Nya.
3)    Ketika seorang percaya sakit, kewajiban yang sama dituntut darinya, tapi dengan keterbatasan kekuatannya. Ia juga memperoleh kewajiban tambahan untuk berusaha memperoleh kembali kesehatannya yang hilang, dalam rangka menguji dan menemukan kehendak Allah atas dirinya.
4)    Ketika seorang percaya sakit, ada 3 kemungkinan jalan yang telah disiapkan baginya secara ilahi :
           a.     Mencari kesembuhan melalui seorang dokter dan perawatannya.
           b.     Tanpa seorang dokter tetapi melalui istirahat dan perubahan suasana/pekerjaan.  
           c.     Tanpa seorang dokter dan tanpa istirahat/perubahan, namun hanya melalui Tuhan saja.
Ketiga jenis kesembuhan yang dipaparkan diatas semuanya adalah kesembuhan ilahi (karena Tuhan adalah Tabib Agung kita). Kesembuhan ajaib yang disebutkan dalam point ketiga tidaklah jauh lebih ilahi. Perbedaannya adalah kesembuhan ajaib lebih penuh demonstrasi kehadiran dan kuasa ilahi, dan kesembuhan yang terjadi selalu segera, lengkap, final.

Di akhir bukunya, Frost menceritakan kisah anak laki-lakinya yang mengalami kesembuhan ajaib setelah sakit berat selama kurang lebih 4 bulan dan dokter2 sudah menyerah. Mukjizat kesembuhan bagi anak laki-lakinya mendemonstrasikan fakta bahwa pilihan2 Allah adalah yang paling bijaksana, waktu2Nya adalah yang terbaik, jalan2nya adalah sempurna, kasih setia dan belas kasihan-Nya tidak terbatas. Jika Ia menunda menjawab atau seakan-akan tidak memberikan jawaban, itu bukan karena Ia tidak mengasihi atau tidak peduli, melainkan karena Ia memiliki beberapa hal yang lebih baik yang disimpan untuk kita dimana hanya waktu / kekekalan yang akan menyatakannya.

Overall, it’s a good book dengan pembahasan yang berimbang. Sayang ada beberapa kesulitan untuk memahami isi bacaan karena masalah terjemahan ^ ^ But it’s still “edible”.

P

Ketika aku hampir tuntas membaca buku ini, I learn a new fact. Something beyond my wildest imagination occurs. One of my family members was diagnosed with neoplasm. Suddenly, reality becomes “more real” to me, even “surreal”.

Do I believe in miracle ?
0 Responses

Post a Comment

What do you think?

Daisypath Anniversary tickers